Kesehatan Mental dan Meromantisasi Gangguan Mental

Pentingnya kesehatan mental akhir-akhir ini menjadi topik terhangat di kalangan generasi Z karena banyaknya penyitas yang sudah mencoba speak up ke hadapan publik untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang mereka alami. Kesehatan mental mulai sangat diperhatikan saat pandemi covid 19 karena perubahan keadaan sosial dan keseharian yang mengakibatkan terbatasnya ruang interaksi antar manusia. Beberapa orang bahkan berlomba-lomba untuk membuat komunitas atau wadah untuk mereka mengenal tentang kesehatan mental lebih mendalam. 

Namun karena mudahnya informasi tentang mental illness tersebar membuat sebagian besar orang meromantisasi keadaan dan memvonis dirinya mengidap penyakit mental tanpa merujuk terlebih dahulu kepada para ahli. Ini tentunya menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi para penyitas, kenapa orang-orang menginginkan hal serupa seperti mereka, padahal mereka sedang berusaha keluar untuk menjadi lebih waras. 

Apakah bagi mereka seru dan menyenangkan jika diperhatikan orang lain dengan keadaan mental yang terganggu? Apa bagi mereka depresi adalah tameng yang digunakan untuk mendapat kasih sayang dari orang lain?

Source : Pinterest

Romantisasi gangguan mental adalah salah satu bentuk dari upaya menggambarkan gangguan mental sebagai sesuatu yang estetik dan menarik, sangat berbeda dengan makna gangguan mental yang sebenarnya, mungkin bisa dibilang mengganggap gangguan mental sebagai sebuah seni yang unik. 

Kebanyakan orang yang meromantisasi gangguan mental karena dianggap berbeda dan menganggap bahwa dengan keadaan tersebut mereka akan mendapat atensi dari banyak orang. Padahal sebenarnya gangguan mental tidak sebercanda itu. Mereka tidak pernah tahu seberapa banyak obat yang harus di tenggak setiap harinya, mereka tidak tahu bahwa setiap detik bisa saja terbersit untuk bunuh diri, mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya kita ingin lepas dengan semua gangguan tersebut. Lalu mereka dengan seenaknya mengecap bahwa mereka terkena gangguan mental hanya karena ciri-ciri dan keadaan singkat dengan efek serupa tanpa menghubungi para professional langsung menyebarkan ke sosial media bahwa "Aku ini Depresi, Tolong Aku, Pahami Aku". Hei! Gangguan mental tidak sebercanda itu!. Cari pertolongan ke orang yang tepat bukannya malah mencari perhatian ke media sosial.

Seketika banyak orang lupa bahwa gangguan mental adalah sebuah penyakit, karena media sosial semua orang ingin menjadi orang depresi karena akan dianggap keren, cutting sana sini dan membuat pesan seakan-akan ingin mati saja padahal engkau hanya stress ringan karena tugas yang tak kunjung kelar karena kau malas.


Mereka tidak tahu akibat dari romantisasi gangguan mental para penyitas yang terkena imbasnya. Kita akan sulit membedakan orang yang benar-benar butuh pertolongan dari orang lain karena dianggap hanya mencari pertahian dan akan di akan dianggap sebagai candaan atau hanya ikut-ikutan trend mental illness. Hal ini juga dapat menjadi celah bagi para penyitas untuk melakukan self harm karena ketidakpercayaan orang lain terhadap mereka dan semua beban celaan yang dihujamkan kepada mereka seakan-akan mendukung mereka untuk bunuh diri. 

Jadi bukan hanya gangguan mental yang membutuh mereka, namun masyarakat atau kerumunan juga dapat menjadi triggernya.

Saya jadi ingat sebuah dorama Jepang yang pernah saya tonton yaitu 3 Nen A Gumi ( Mr. Hiragii's Classroom) Sebuah drama tentang kehidupan sekolah dan psikologis yang dikemas dengan unik namun sangat sesuai untuk menggambarkan keadaan media sosial saat ini.


Itulah mengapa sebaiknya kita tidak meromantisasi gangguan mental karena maknanya akan bergeser dan euforia banyak orang yang ingin terjerumus di dalamnya padahal sebenarnya sangat menyenangkan untuk tidak berurusan dengan penyakit mental.



Sedikit tips untuk menjaga kesehatan mental kalian.

1. Kurangi aktivitas yang membuatmu stress

2. Olahraga untuk meningkatkan dopamine

3. Mindfulness, meditasi, dan sisakan ruang untuk berpikir positif

4. Tidur yang cukup dan makan makanan sehat

5. Hindari orang-orang dan tempat yang toxic


Semoga kita semua dalam keadaan sehat selalu baik fisik maupun mental.

Posting Komentar

0 Komentar