Jadilah Pendengar yang Baik jika ingin didengarkan

Halo!

Kali ini aku akan membahas tentang pembicara dan pendengar, dua subjek yang kaitannya sangat erat saat saat berdiskusi, bercerita, presentasi dan kegiatan lainnya yang membutuhkan 2 orang atau lebih dalam melakukannya.

source by Vuelio

Kalian harus tahu bahwa sebagian besar orang dapat menjadi pembicara atau pencerita namun tidak semuanya dapat menjadi pendengar yang baik. Pendengar disini bukan berarti hanya mendengarkan secara literal apa yang dikatakan pembicara, namun pendengar yang baik adalah bagaimana cara untuk memberikan feedback yang sesuai sehingga terjadilah kesamaan persepsi dari topik yang dibicarakan oleh pembicara.

Saya tidak akan membicarakan hal ini dalam bidang akademis atau professional, mari kita membahasnya dari hal yang paling kecil yaitu curhat. Curhat atau curahan hati adalah ketika suatu orang mencoba untuk membuka dan menceritakan tentang dirinya, hal yang dialaminya, atau apa yang dipikirkannya kepada orang lain yang biasanya adalah orang-orang terdekatnya. Curhat ini bisa dalam berbagai macam topik seperti curhat tentang masalah pertemanan, sekolah, kerjaan, keluarga, bahkan tentang percintaan. Namun sering kali sesi curhat ini malah menjadi bagian dari adu nasib atau bahkan pengabaian dari si pendengar.

Kenapa disini saya menghighlight 'Jadilah pendengar yang baik jika ingin didengarkan?'

Karena itu tadi, tidak semua orang dapat menjadi pendengar yang baik atau mau belajar menjadi pendengar yang baik.

Saya termasuk orang yang perasa dan peka terhadap perubahan sikap atau ekspresi dari orang lain. Jadi sedikit banyak saya paham betul dan terkadang memposisikan diri saya dalam diri mereka ketika mereka sedang bercerita atau curhat dengan saya. Karena saya yakin jika saya tidak memposisikan diri saya saat menjadi mereka dan tetap dengan sudut pandang saya, maka bisa jadi saya jadi orang yang egois. 

Ini adalah pengalaman yang saya rasakan saat curhat dengan orang yang salah. Jadi saya pernah menceritakan tentang satu hal dan reaksi dari pendengarnya itu membuat saya berkata dalam hati 'ini terakhir kali saya curhat sama anda, sungguh!' karena si pendengar ini saat saya bercerita mengatakan 'jujur aku tidak perduli tentang itu' padahal saya belum meminta pendapatnya dia sudah bilang 'seharusnya gini.., gitu... dan sebagainnya..' . Cerita saya disini sebenarnya saya hanya ingin didengar terlebih dahulu untuk meluapkan emosi dan kecemasan saya tentang satu hal. Memang saran-saran darinya itu membangun, tapi saya tidak merasa di support karena keluar kalimat tersebut di pertengahan curhat. Itu malah menjatuhkan saya menuju jurang dan membuat saya kesal sehingga mengakhiri sesi curhatnya.

Salah satu contoh lain dari pendengar yang kurang baik adalah ketika teman saya yang curhat ke teman kampusnya, balasannya hanya adu nasib 'lah lu mending, daripada gue..' atau 'gitu aja kok nyerah..' padahal teman saya ini hanya minta didengarkan namun sudah di validasi dengan nasib dirinya lebih baik daripada si pendengar. Padahal bukankah semua orang memiliki porsi masalahnya masing-masing?

Baiklah lanjut menjadi pendengar yang baik.

Saat ini saya sedang belajar untuk menjadi pendengar yang baik dari pengalaman-pengalaman curhat saya kepada orang-orang dan curhatan dari teman-teman saya. Mereka bilang nyaman curhat dengan saya karena saya tidak langsung memberi feedback atau jugding pada saat mereka memaparkan tentang masalahnya. Tolong ini saya bukan pick me dipostingan blog ini ya, itu hanya pendapat mereka.

Jadi seperti ini untuk menjadi pendengar yang baik kalian bisa ikuti beberapa tips berikut.


1. Posisikan dirimu adalah dirinya dan taruh empati di dalamnya

Memposisikan diri kita menjadi mereka saat bercerita adalah hal yang tentunya membuka sudut pandang kita dari sisi yang bersebelahan. Bisa dibilang ini juga salah satu bentuk dari open minded, karena pikiran kita terbuka untuk menerima pandangan dan pengetahuan dari orang lain, namun tetap dalam konteks kebaikan ya. Paling penting disini juga adalah memberikan empati sehingga kita mencoba merasakan hal yang dirasakan si pencerita. It's okay kamu ikut mendalami perasaan sedihnya, kecewanya atau amarahnya sebelum dimintai pendapat. Itu akan membuat mereka merasa sejajar dan ditemani saat meluapkan emosinya.

2. Tidak menyela, apalagi menimpali dengan perbandingan

Penting banget untuk tidak memotong pembicaraan orang yang sedang curhat denganmu. Kenapa? Karena ini termasuk salah satu ketidaksopanan, belum lagi pasti pembicara akan merasa tidak nyaman bahkan sampai berfikir bahwa ceritanya tidak dihargai. Akhirnya akan malas bercerita dan memendam semuanya kembali. Apalagi jika kalian menyela dengan membanding-bandingan ceritanya dengan nasib kalian. Bukannya menyamakan persepsi malah jadi saling unjuk gigi.

3. Berikan saran saat diminta, namun dengan cara yang tidak menghakimi

Menjadi pendengar yang baik tentunya juga perlu untuk memberikan feedback dari masalah yang diceritakan. Namun itu ketika dimintai saran ya, kalau tidak kalian cukup pahami emosinya dan menenangkannya saja. Saran yang kalian berikan juga tolong dengan tata bahasa dan ekspersi yang baik, tidak menghakimi atau judging secara keras bahwa sebenarnya itu salah mereka. Tonjolkan saja hal-hal positif, dan ubah pernyataan yang negatif dengan sisi positifnya. 

Misalkan temanmu salah karena telat dan akhirnya dimarahi guru, padahal katanya itu karena macet, daripada bilang 'ya lagian bukannya bangun pagi biar gk kena macet' bisa diganti dengan 'oh iya memang macet terus ya lewat situ, kalau aku memilih jalan ini dan berangkat lebih pagi aja, jadi masuk tepat waktu. Aku yakin kamu juga gk akan sengaja telat kok, mungkin ibu A lagi sensitif aja'. 

Sebisa mungkin permainan kalimat positif yang kamu gunakan agar memunculkan positive vibes juga donk.

4. Hindari bertanya hal yang tidak perlu, jangan mencari masalah lainnya

Ini adalah hal harus kamu hindari saat menjadi pendengar yang baik. Walaupun kamu orangnya kepoan, sebisa mungkin tidak terlalu mengulik curhatan orang lain, ingat curhat juga ada batasnya, kalau malah ditanyakan ke hal yang spesifik atau pribadi bisa jadi melanggar privasi. Cukup bertanya sekedarnya seperti memvalidasi ceritanya secara objektif. Karena pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu malah hanya akan menambah masalah dan beban pikiran. Seharusnya ingin curhat tentang ini, eh tenyata malah jadi panjang pembahasannya. Jika pembicara sudah selesai, dicukupkan sesi curhatnya ya, tutup dengan beri mereka semangat dan dukungan.

Baiklah itulah 4 hal yang menurut saya dapat dilakukan untuk menjadi pendengar yang baik. Semoga bermanfaat dan bisa kalian pelajari dengan baik ya. 

Posting Komentar

0 Komentar