Banyak orang dewasa merasa bahwa mereka sudah tidak pantas untuk bermimpi karena umur mereka yang dianggap sudah tua, sudah tidak ada lagi waktu untuk mewujudkannya. Padahal mereka masih hidup dan diberikan umur oleh Tuhan. Karena menurutku waktu ini merupakan peluang dan kesempatan yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Kenapa aku berkata demikian?
Setiap orang memiliki waktu, namun porsi kita berbeda-beda untuk menikmati waktu. Ada yang mendapatkan banyak kesempatan dan selalu mengambil resikonya, ada yang sedikit waktu namun tetap semaksimal mungkin memanfaatkannya, ada pula yang memiliki banyak waktu luang, namun membiarkannya begitu saja, seperti orang-orang tua itu.
Sebenarnya impian bukan punya anak-anak saja, orang dewasa juga harus punya. Karena impian membuat kita lebih hidup, lebih memiliki tujuan-tujuan untuk menjalankan kehidupan di hari-hari selanjutnya. Menurutku Impian ini harus dimiliki setiap manusia, waktu atau usia bukanlah alasan untuk tidak memiliki impian.
source : m.caping.co.id |
Pemikiran tentang umur seperti ini merupakan salah satu hal negatif, karena pikiran-pikiran tersebut menyusup ke dalam alam bawah sadar dan membuatnya menjadi keadaan yang nyata. Itulah kenapa terkadang apa yang terbesit sedikit saja di hati kita langsung direspon atau diafirmasi oleh tubuh kita.
Sekarang aku akan bercerita tentang menuliskan impian, atau bisa dibilang tulisan sepele tentang cita-cita atau harapan yang tidak disangka menjadi kenyataan. Ya benar, ini sungguhan dan beberapa orang juga tidak menyangkal hal ini.
Cerita pertama dari guru SMA ku, ia pernah bercerita bahwa dahulu saat sekolah ia sering menulis tentang cita-citanya di dalam kaleng dan menyimpannya, beberapa tahun kemudian setelah lulus ia menjadi guru dan tidak sengaja menemukan kaleng itu dan terkejut bahwa dahulu ini yang ia inginkan.
Kedua cerita tentang seorang yang suka mencorat-coret buku tugasnya dengan hal-hal yang ia inginkan di masa depan, dan ternyata beberapa dari keinginannya terkabul.
Ketiga cerita dari diriku sendiri, aku pernah iseng menulis 'cerita instagram' menggunakan konsep jika-maka, seperti kausalitas kurang lebih. Dari konsep utama buku manajemen potensi diri yaitu 'sekarang, besok, dan seterusnya'.
Sebuah afirmasi positif tertulis seperti ini
Sekarang (hal negatif), besok dan seterusnya (hal positif)
Contohnya, Sekarang aku pemalas, besok dan seterusnya aku akan lebih rajin. Kurang lebih seperti ini konsep dari buku tersebut. Membuat afirmasi kepada diri sendiri dan diucapkan berulang-ulang.
konsepku jika - maka, aku konsepkan berjangka waktu.
Dulu aku pernah menulis seperti ini saat berada di seminar dengan pembawa acara yang sangat keren, jika hari ini aku melihatnya maka tahun depan aku akan menjadi pembicaranya. Setahun kemudian, aku menjadi MC dalam acara wisuda kakak tingkat, dan pada saat wisuda itu aku menulis 'story instagram' kembali dengan konsep yang sama. Jika hari ini aku melihat lulusan terbaik, maka selanjutnya aku yang akan mendapatkannya. Dan boom! Saat wisuda aku dipanggil menjadi lulusan terbaik kedua, ya walapun tidak pertama, tapi setidaknya impian itu sedikit menyerempet.
Inilah yang aku sebut tuliskan impian dan bangunkan masa depan.
Apa keinginan yang baik cobalah tuliskan dan taruh kepercayaan didalamnya, kemudian lupakan, biarkan semesta yang menentukannya.
0 Komentar