Keliling Dunia dengan Kartu Pos- Pengalaman Pribadi

Keliling dunia naik pesawat udah biasa donk, sekarang aku mau ceritain ke kalian semua cara jadi penulis internasional hehe.. 

Loh kok penulis? Iya donk kan tulisan kamu akan dibaca oleh orang-orang dari negara lain.

So gimana caranya? Yuk ikut aku.

Doc. Airmail.news


Ceritanya gini, saat aku kelas 2 SMA tepatnya lagi belajar Bahasa Inggris, kami diminta untuk bertukar surat atau kartu pos dengan orang luar negeri sebagai nilai UTS nanti. Bingung donk, gimana nih,, mana nggak punya saudara di luar, boro-boro luar negeri, luar kota aja nggak ada. 

Beberapa temanku meminta bantuan kakak kelas yang ikut exchange di United States, ya tapi kalian tahu donk nggak mungkin nerima orang satu kelas untukuntuk berkirim surat. Biayanya mahal belum lagi untuk kalau berat dannbanyak, kasihan donk. 

Aku sih punya kenalan orang Jepang, tapi mikir dulu donk, kira kira mau nggak ya dia. Aku coba deh kirim DM Instagram, kita ngobrol banyak dan akhirnya sampai ke inti. Jawabannya buat aku seneng banget, dia mau bertukar surat, tapi aku yang kirim duluan. 

Oke aku kirim agar nilai UTS ku selamat. Biayanya itu buat hati jadi teriris iris deh. Hampir 60 ribuan untuk selembar surat aja 😓. Sudah dikirim aku berikan tracking number ke temanku itu. Hingga beberapa hari kemudian sampai.

Keesokan harinya dia fotokan suratnya dengan perangko tertempel disana. Aku menunggu tracking number yang dia berikan. Tapi dia bilang dia mengirimnya dengan perangko. Hah! Emangnya masih laku? 

Aku kira perangko hanya sebagai hiasan. Ternyata cara kuno itu masih digunakan hingga sekarang. Aku saja yang enggak tahu hehe.. 

Sambil nunggu aku cari cari artikel tentang kirim prangko, ternyata memang masih bisa, tetapi karena nggak bisa dilacak jadinya sampainya kapan dan hilang/tertukar kita tidak tahu. Mulai lagi deh mikirin nilai UTS, kalau sampai nggak sampai gawat ini. 

Aku tetap positive thinking, hingga dua minggu kemudian sampai. Ahh senangnya.. Pertamakali dapat kiriman dari Jepang, negara dimana aku ingin berkunjung.

Temanku ini sampai kirim beberapa foto juga tentang sekolahnya dan lingkungan, bagus bagus. Karena yang diminta surat, oleh guruku yaudah, fotonya aku simpan hehe.


Aku juga mencari tentang cara bertukar kartu pos, dan bertemu dengan website postcrossing. 


Website ini adalah penyedia pertukaran kartu pos atau postcard seluruh dunia. Karena kepo aku sign up deh. Buat cek cek aja, manakali bisa dapat postcardnya juga biar nilai bagus hehe. 

Setelah daftar aku klik sent a postcard lalu muncul alamat dan nama penerima, jadi aku kirim kesini nih?

Oke aku coba kirim, tapi baca dulu deh profilenya penerima. Kayaknya aku akan kirim postcard yang beli di onlineonline. 

Nah setiap postacard yang yang kita kirim ada kode yang harus ditulis agar penerima bisa tahu bahwa Itu dari website postcrossing. 

Aku ke kantor pos lalu kirim dengan prangko, kira kira sampe nggak ya. Kalau enggak ya gapapa deh yangpenting udah ada surat dari jepang. 

Seminggu kemudian ada notifikasi bahwa kode postacrdku di register oleh si penerima. Whoaah ternyata masih bisa loh pakai perangko. 

Jadi aku tunggu kali aja si penerima kirim balik postcard.

Tukang post datang membawa kartu pos ke rumahku, senangnya dpaat balasan.
Ehh ehh loh heh.. Kok bukan dari Jerman, malah dari United States, tapi ada kodenya juga. 

Ohhh I see, jadi pertukarannya itu acak, kita nggak perlu bales kartu yang kita terima. Cukup kirim ke alamat dengan kode postcrossing. 

Jadi begitulah kurang lebih cara berkeliling dunia dengan postcard.

Nah bagi kamu yang cari goodies untuk pertukaran luar negeri ataupun studygram bisa cek DISINI YAA






Posting Komentar

0 Komentar