Persiapan untuk perjalanan dari kampung Djamrud sudah selesai, selanjutnya menunggu pengendara motor tua itu untuk menjemput kami di sini. Dari siang hingga hujan turun di sore hari menunggu kendaraan yang tak kunjung datang. Sambil menikmati bakso dan seblak khas desa ini dengan tambahan nasi untuk mengisi perut. Oh ya aku memang menyadari bahwa benar orang-orang desa itu sangat baik. Jadi mengingat obrolanku dengan seorang bapak-bapak saat aku menunggu di stasiun saat pemberangkatan. Tidak terasa hampir seminggu aku jauh dari rumah, dan belajar dari hal-hal baru yang kutemui.
Akhirnya datang juga, dengan hujan yang mulai reda kami berangkat melewati beberapa desa dengan jalan yang melebihi ekspektasiku, ya sama seperti perjalanan sebelumnya tetapi ini lebih lama dan lebih terjal. Sebenarnya aku juga kasihan dengan mereka yang setiap hari mobilitas dengan keadaan jalan yang seperti ini, pengerjaan proyek yang tak kunjung selesai membuat jalan itu menjadi buruk, namun mungkin ini sebuah harapan yg diinginkan para warga desa agar akses mereka bisa dilalui kendaraan serta memudahkan mereka untuk terhubung dari kampung kekampung walau harus menunggu waktu lama, semoga lekas selesai proyek jalan tersebut.
Pada sore harinya kami diminta menunggu untuk dijemput oleh warga desa sebrang, ketika maghrib hampir menjelang, kami berjalan mencari mushala untuk berteduh dan samar-samar terlihat kakak mentor kami yang sudah sampai duluan itu melambaikan tangan dari depan rumah dipinggir jalan.
Pemilik rumah membiarkan kami untuk singgah dan sholat magrib disana, karena katanya mesjid masih cukup jauh jika berjalan kaki. Di dalam rumah yang sederhana itu kami dijamu bagaikan tamu khusus, kami dipersilakan mandi atau beberes berganti pakaian bekas hujan tadi, serta dihidangkan makanan. Sungguh baik sekali keluarga beliau. Beliau juga bercerita bahwa dahulu anak-anaknya juga dibantu oleh komunitas relawan kami di sekolah dasar di desa itu. Ya memang menurut penuturan mentor, dahulu desa itu menjadi target pengabdian relawan, namun sekarang tidak lagi karena sudah bisa dikatakan layak dengan guru yang cukup.
Setelah berberes dan makan kami dibekali beberapa bungkus nasi dan renginang untuk makan diperjalanan. Sungguh nikmat sekali menerima buah tangan tersebut dari orang yang bahkan belum pernah kami kenal atau berbuat baik kepadanya. Memang Allah selalu memberikan kebaikan kepada orang yang berniat baik ya. Padahal kami belum memulai kegiatan utama pengabdiannya tetapi sudah banyak sekali pelajaran dan kebaikan yang Allah berikan kepada kita di proses perjalanan menuju desa selanjutnya ini.
Kami berlanjut mencari titik jaringan seluler untuk sekedar mendapat kabar dari desa yang nantinya akan kami tempati. Setelah signal remang-remang kami dapatkan, pesan masuk dari panitia yang akan menjemput kami dengan bantuan warga desa. Kami diminta untuk menunggu di pinggir jalan yang terlihat agar mudah ditemukan, beberapa saat kemudian mereka datang dengan motor sederhana yang dimodifikasi agar kuat berjalan jauh, namun kebanyakan tanpa lampu, jadi kami butuh senter sebagai penerang di perjalanan malam ini.
Perjalanan menuju desa Cikareo kami lakukan tepat di malam hari ini, aku bahkan tidak melihat apapun selain pohon-pohon dan kegelapan yang mengelilinginya. Tapi sepertinya warga yang menjemput kami ini sudah biasa dengan hal tersebut, dan menghafal jalan yang dilewati ini. Hujan gerimis ikut membasahi dalam perjalanan kami, beberapa kubangan memercikkan air setelah dilewati ban motor. Kondisi jalan rusak yang hampir sama dengan kebanyakan akses lainnya, yang selanjutnya diikuti dengan kontur jalan tanah yang becek karena hujan, hampir beberapa kali motor terpeleset, namun pengendara sangat cekatan dan dengan segera melanjutkan perjalanan.
Beberapa jam sudah, namun belum kunjung sampai, aku merasa kasihan dengan para warga yang menjemput kami ternyata sangat jauh jaraknya, dan ini malam hari. Semangat mereka juga patut di ajungi jempol, kalau kami yang setiap hari melewati akses seperti ini mungkin sudah mengeluh dan lebih baik didalam rumah.
kami sampai di rumah pak Cecep dan diizinkan menginap satu malam disini karena pemilik rumah yang digunakan untuk kami tinggal pasti sudah tidur, kami berniat untuk berberes pada besok hari saja karena tahun ajaran baru anak sekolah akan dimulai beberapa hari kedepan kami masih dapat waktu luang untuk mempersiapkan materi pembelajaran.
Hari pertama kami di Kampung Cikareo pun dimulai, bagaimana aku dan teman-teman? Semoga baik-baik saja, karena ujian ini baru dimulai..
0 Komentar